Kamis, 21 Oktober 2010

Ia dan dirinya.

Oleh. Riwan kusmiadi

Tiada luput satu pun bisikan angin dengan semilirnya,..

Tiada pernah redup pula walau sedetikpun cahya dimatanya.

Dan yang kau sebut itu gemintang,...

Tiada tersipu sedikitpun kala menutup kerling disudut matanya.

Hanya haru disetiap detak jantungnya. Sesaat itu pun ia kan berkata....

" mengapa dikau harus jauh dariku.....duhai..."


Namun Angin beranjak,...

Seraya menghujamkan kukunya pada langit dan bumi.

Silih berganti...

menggatikan kecerahan warna menjadi kusamnya raut.

Hantu-hantu malam itu mulai bermunculan.

Dari masa silam menghantui disetiap pertengahan bunga mimpi yang

indah...

Kemudian sekejap menggetar-getarkan hatimu di balik duka yang dalam.

Berkali kali ia bisikan alasan itu dan engkau pun tak bergeming.

Dan gumam mu " bukan kah ini yang kau mau?"...

"bukankah dibalik rinduku ada ketidak acuhan mu...?"


Akankah ia selalu terukir lembut

Merubahnya sebagai tulisan indah tentang asmara

Seperti kupu-kupu yang hinggap diantara mawar berduri.

Walau tajam ia tatap indah dan tiada dua dialam fana.

Seperti yang kau sebut itu gemintang

yang hanya akan indah jika malammu telah tiba.

Rabu, 13 Oktober 2010

Separuh hati

oleh: Riwan kusmiadi



ku mengerti bagaimana kesepianku, seperti awan perlahan turun di kabut pagi tanpa angin,
seperti sepasang dara terpisahkan oleh badai diatas samudra,
seperti danau tenang yang hanya kusebrangi dengan perahu yang terkelupas warnanya,

jika pun boleh wahai dinda... sudilah kusibakkan pelangi dengan kedua imajinasiku.
dan akan ku raih bunga ilalang itu
lalu perlahan kuselipkan walau setangkai dirambut hitam indah mu.

langit....
ingin Ku katakan padanya dengan penuh cinta
seperti tangan tangan awan yang lembut dengan lentik jemarinya menyentuh diujung rembulan...
Ku sapa dirinya dengan kaki tanah yang kotor namun suci yang melambaikan bunga rumput dengan penuh cinta.
Seketika itu ia terbang ...
dan kembali menggapai bumi dengan perlahan seraya mengangukkan dagunya yang lembut.

dinda,... dengan kejujuran kuingin engkau mengerti.
bukan maksud hati tuk menakhlukkan dirimu
tapi ku hanya ingin memberikan separuh hati ini untuk mu.
agar engkau merasa bahagia dengan sepenuh hati hingga tiada sisa.